KarakaNews,Sorong – Peringatan HUT ke-79 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI) yang jatuh pada 11 September, ditandai dengan penyulutan obor Tri Prasetya secara serentak di seluruh Indonesia, tepat pukul 11.00 WIB. Di stasiun RRI Sorong sendiri, penyulutan obor Tri Prasetya dilakukan tepat pada pukul 13.00 WIT, dipimpin oleh Kepala LPP RRI Sorong, James Awaeh.
Dalam sambutannya James Awaeh mengatakan, menapaki usia 79 tahun RRI bukanlah hal mudah. Sehingga RRI senantiasa berupaya untuk menyuarakan ke-Indonesiaan serta kebersamaan sebagai bagian dari NKRI.
Di usia yang semakin matang ini, RRI juga banyak berbenah diri untuk melakukan berbagai pengembangan sesuai tuntutan zaman. Sehingga selain hadir dalam bentuk terestorial melaui radio, saat ini RRI juga hadir lebih kompreks dengan memanfaatkan berbagai platform.
“Kami bekerja memanfaatkan multi platform dalam bentuk audio streaming, RRI Met dalam bentuk visual, RRI.co.id dalam bentuk tulisan, serta dengan memanfaatkan media sosial resmi RRI,” kata James.
Dikatakan James, RRI Sorong terus berupaya menyajikan konten yang yang sesuai dengan keinginan publik. Namun luasnya keinginan publik membuat RRI Sorong untuk jeli dalam menjawab keinginan publik yang positif dan mengedukasi masyarakat.
Hal itu dilakulan guna menangkal dan meminimalisasi isu hoax yang juga berpotensi menimbulkan polemik akibat disinformasi yang terlanjur meluas.
“Kami berupaya menghadirkan konten melalui berbagai platform dan media teresterial dengan tetap meperhaikan strata sosial masyarakat. Baik dengan berdasar kepada ststus pendidikan maupun kondisi sosial ekonomi. Yang pasti dalam penyajian konten, banyak pertimbangan sosiologis yang harus kami sesuaikan,” imbuh James.
Selain itu untuk memperluas coverage area, LPP RRI Sorong juga telah memasang pemancar AFM di Kabupaten Tambrauw. Selanjutnya akan menyusul pemasangan 2 pemancar serupa di Kabupaten Maybrat. Dimana hal itu menjadi prioritas RRI Sorong bersama instansi terkait. Harapannya, agar tidak terjadi disinformasi yang membawa kabar hoax di masyarakat, khususnya di daerah 3T.
“Hal ini patut dilakukan apalagi dalam rangka menyongsong pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah yang menurut prediksi, akan menimbulkan kerawanan yang cukup tinggi. Oleh sebab itu kami menggandeng berbagai lembaga eksternal untuk menciptakan Pilkada damai di Papua Barat Daya,” sebutnya.
Sebagai penutup, James menegaskan bahwa RRI sebagai lembaga penyiaran publik juga berfungsi sebagai sabuk pengaman NKRI. Sehingga masukan, kritik dan saran dari masyarakat diperlukan untuk peningkatan kualitas RRI ke depannya.
“RRI adalah lembaga penyiaran publik dimana hak-hak dan keberpihakan terhadap publik menjadi hal utama yang senantiasa kami pelihara,” tandasnya. (BUN)